The Power of Editing: Menyunting Naskah

DI balik sebuah tulisan yang enak dibaca terdapat editor (redaktur) yang hebat. Di balik buku best seller pastilah ada editor yang hebat pula. Ringkasnya, tidak ada penulis yang bisa bekerja tanpa editor yang baik. “No writer can work without a good editor”.

Editor adalah orang yang bekerja di belakang layar. Dia menyeleksi dan memperbaiki naskah sebelum dipublikasikan. Di media massa, editor adalah hatinurani media, menyelaraskan sebuah naskah dengan visi, misi, dan rubrikasi media. Secara teknis, ia tegas dalam penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda baca, ejaan,  tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul dan sebagainya.

Editing adalah pekerjaan intelektual dan teknis. Intelektual karena ia membutuhkan wawasan memadai untuk validasi fakta dalam sebuah naskah. Teknis karena ia membutuhkan kecermatan dalam pilihan kata, kalimat, dan tanda baca. Dengan intelektualitas dan kemampuan teknis, editor menjadikan sebuah naskah menjadi hebat, layak siar, layak muat, enak dibaca, serta mudah dicerna pembaca.

No writer can work without a good editor,” kata Gorney kepada Roy Peter Clark dalam “Best Newspaper Writing 1980.” “And I don’t think a great writer can work without a great editor. First of all, great editors are few and far between,” tegasnya sebagaimana dikutip Chip Scanlan dalam “The Power of Editing” (Poynteronline/Poynter Institute).

Editing efektif membutuhkan intelijensia, empati, fleksibilitas, kepercayaan diri, kemauan untuk bereksperimen, ketajaman, ketelitian, kesabaran, guna membantu penulis dalam mencapai tujuannya.

DESKRIPSI KERJA

Tugas editor adalah editing –mengedit, menyunting, yakni proses penentuan, seleksi, dan perbaikan (koreksi) naskah yang akan dimuat atau dipublikasikan.  Di media massa, editing adalah tugas redaktur.
Dalam proses penulisan naskah berita, editing merupakan bagian dari aktivitas pengolahan hasil liputan (news processing) setelah melewati tahap news planning (perencanaan berita), news gathering (peluputan peristiwa di lapangan), dan news writing (penulisan bahan-bahan berita menjadi sebuah tulisan berita).

TUJUAN EDITING

  1. Memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif,
  2. Menjaga agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan, sesuai  dengan  visi dan misi redaksi, serta menarik perhatian pembaca/audience.
  3. Menyesuaikan naskah dengan gaya media bersangkutan, standar bahasa serta kelayakan naik cetak (fit to print) atau kelayakan siar (fit to broadcast).
TEKNIS

  1. Mencari  kesalahan-kesalahan  faktual  dan  memperbaikinya, di antaranya kekeliruan salah tulis tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa, nama tempat, alamat, dan sebagainya.
  2. Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tanda-tanda baca.
  3. Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda baca, ejaan,  tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul, dsb.
  4.   Mengetatkan tulisan atau menyingkat tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia, termasuk membuang atau memotong (cutting) paragraf yang tidak penting.
  5. Mengganti kata atau istilah yang tidak memenuhi prinsip ekonomi kata.
  6. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul (subjudul), di mana diperlukan.
  7. Menulis  atau  menentukan judul dan lead  atau  teras  berita  jika dipandang perlu.
  8. Di beberapa suratkabar, editing juga termasuk menulis caption  (keterangan gambar) untuk foto dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan cerita yang disunting itu.
NON-TEKNIS

  1. Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan kriteria layak muat —aktual, faktual, penting, dan menarik.
  2. Meneliti apakah naskah berita sudah menaati doktrin kejujuran (fairness doctrine) serta asas keberimbangan (cover both side). Jika belum, tugaskan kembali reporter untuk memenuhinya.
  3. Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau penilaian wartawan lebih menonjol daripada fakta hasil liputan.
  4. Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam sebuah naskah.
  5. Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memuakkan (bad taste).
  6.   Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang umur, taraf hidup, dan gaya hidup para pembaca utama korannya, dan menyunting naskah sesuai dengan sifat umum tersebut.
  7. Memperbaiki tulisan opini (artikel) dengan segala upaya tanpa merusak cara penulisnya menyatakan pendapatnya. Karenanya, redaktur harus membaca lebih dahulu seluruh cerita/naskah untuk mendapatkan pengertian penuh tentang apa yang berusa dikatakan oleh si penulis.
  8. Menjaga masuknya iklan terselubung sebagai berita. Dengan demikian, editing tidaklah semata-mata memotong (cutting) naskah agar sesuai atau pas dengan kolom yang tersedia, akan tetapi juga membuat naskah enak dibaca, menarik, dan tidak mengandung kesalahan faktual. Ia mengubah redaksional naskah tanpa mengubah makna atau substansinya. Jika perlu, editor melakukan penulisan ulang (rewriting).
KELENGKAPAN EDITOR

  1. Style Book –buku pedoman gaya bahasa khas media tempat editor bekerja.
  2. Kamus Bahasa.
  3. Kamus singkatan (akronim).
  4. Peta.
  5. Buku biografi tentang tokoh-tokoh ternama.
  6. Ensiklopedi.
  7. Buku telefon.
  8. Buku atau koleksi ucapan atau pepatah terkenal.
SYARAT EDITOR
Dikemukakan mantan Pemimpin Redaksi Harian Times London, Harold Evans, dalam buku Newsman’s English:
  1. Berwawasan luas
  2. Berkepala dingin
  3. Sanggup bekerja dalam suasana tergesa-gesa dan rumit tanpa menderita perasaan tertekan
  4. Cermat, hati-hati, tekun
  5. Tegas
  6. Melihat dari sudut pandang pembaca.
REFERENSI:
  1. Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan, Baticpress Bandung, Cet. III, 2003.
  2. “Editing”, Http://www.ku.edu
  3. Chip Scanlan, “The Power of Editing”, The Poynter Institute/Poynteronline.
Sumber : http://www.romeltea.com

Comments

Popular Posts